Bogor - lensabogor.com
Kedua Kandidat Pasangan Capres dan Cawapres sama-sama mengklaim bahwa dirinya menang dalam sejumlah hitung cepat, bahkan sebagian lainnya telah terlebih dahulu merilis bahwa Joko Widodo (Jokowi) adalah pemenangnya.
Dalam hal tersebut, Sosiolog Politik UGM Arie Sujito menyatakan bahwa perbedaan tersebut dapat mempengaruhi sosiologis masyarakat.
“Masyarakat dapat menjadi tak percaya terhadap lembaga survei., Masyarakat akan bingung. Padahal mereka sudah merelakan waktu untuk menggunakan hak mereka, tapi kenapa giliran dihitung cepat hasilnya jadi beda,” ujar Arie dilansir dari salah satu media online, Rabu (9/7).
Sementara itu kepercayaan atau trust merupakan salah satu bentuk modal sosial yang dimiliki masyarakat. Ketika hasil quick count menjadi permainan di tingkat elite, hal ini akan memprovokasi masyarakat.
“Upaya untuk menghindari saling tak percaya ini adalah dengan cooling down terlebih dahulu sambil menunggu hasil resmi dari KPU. Dengan demikian publik juga akan tahu mana lembaga survei yang masih kredibel,” tutur pria asal Madiun tersebut.
Adalah tugas para relawan yang menjadi saksi di tiap-tiap TPS untuk mengawal hasil pemungutan suara hingga ke KPU. Di sisi lain aparat juga harus kredibel dalam menjaga kondisi.
“Panwaslu dan Bawaslu harus pro-aktif dalam menyikapi temuan-temuan di lapangan, sementara itu media memiliki tugas untuk menjaga suasana agar kondusif bukannya memanas-manasi,” pungkas Arie.
Reporter : Ibra Hermawan
No comments