Sungkem dan Seni Gondang Hiasi Paturay Tineung SDN Cipaku 4

Headline

» » » » Sungkem dan Seni Gondang Hiasi Paturay Tineung SDN Cipaku 4

BOGOR - lensabogor.com
Keharuan menyelimuti seluruh orangtua murid dan siswa-siswi SDN Cipaku 4, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Karena hari itu, mereka harus berpisah dengan para guru dan sahabatnya yang sudah bersama-sama selama 6 tahun. Tak hanya siswa, sejumlah guru dan orang tua murid pun, banyak yang menitikan air mata.

Acara paturay tineung yang digagas SDN Cipaku 4, ternyata mampu menyentuh hati mereka, terlebih dengan serangkaian upacara adat Sunda yang memang sengaja diciptakan untuk pelepasan siswa-siswi SDN kelas 6,yang telah lulus ujian akhir sekolah.

“Perpisahan kali ini sengaja kami adakan di sekolah, supaya seluruh orangtua sisawa dari mulai kelas 1 hingga kelas 6 serta masyarakat sekitar, ikut berpartisifasi,”ungkap Kepsek SDN Cipaku 4, Mohamad Wahyu.

Selama ini, perpisahan kelas selalu di luar sekolah, yang tentu saja hanya diikuti siswa-siswi dan orang tua kelas 6 saja.  Sedang mengenai kelulusan, kata Wahyu, di tahun ajaran 2013 -204 ini, tingkat kelulusan mencapai  100 persen.

Kegiatan paturay tineung ini dimulai dengan acara mapag Raja dan Ratu  oleh Ki Lengser lengkap dengan payung dan dayang-dayangnya, kepada siswa-siswi terbaik yakni, Amala Sundari (27,10) dan Indra Purba ( 26,25) dilanjutkan dengan penyematan selendang serta mahkota, setelah itu,  

Raja dan Ratu ini sungkem kepada Kepseknya. Usai pengalungan medali kepada seluruh siswa yang lulus, para alumni ini menyampaikan suka citanya dengan mempersembahkan beberapa lagu lewat paduan suara yang terbilang apik, diantaranya Pahlawan Tanpa Tanda Jasa serta terima kasih Guruku.

Yang menarik selain pementasan berbagai seni tradisi dan modern, ditampilkan Gondang, sebuah kesenian buhun Sunda yang sudah sangat lama terlupakan.

Kesenian Gondang adalah seni berbalas pantun oleh para remaja Sunda pada saat bulan purnama, sebagai cara untuk menyampaikan  rasa cinta dengan sangat Santun.

Sementara alat yang digunakan selain lisung(tempat menumbuk padi) dan  halu (alu, alat penumbuk padi) yang dipukul secara berirama.

“Effektifnya Gondang Siswa ini hanya berlatih sekitar 3 hari, dan Alhamdulillah ternyata anak didik kami, selama ini punya bakat yang terpendam dan tidak tersalurkan,”ungkap Wahyu yang baru menjabat Kepala SD Negeri Cipaku 4 ini.

Sebagai informasi ketika masih menjabat Kepsek SDN Gunung Gede, dia adalah pencetus Rampak Kacapi Kentring Pajajaran yang masih eksis hingga saat ini.

Reporter: IBR

Share

You may also like

No comments

Leave a Reply

Powered by Blogger.

Wisata